Archive for the ‘Cemilan’ Category

6feetU Giritama
Maret 18, 2008

Kompleks pemakaman itu hanya berjarak 5 km dari tempat saya tinggal. Namanya TPU Giritama, Tonjong, Bogor. Lokasi persisnya tak jauh dari jalan raya Bogor-Ciputat. Bila berjalan dari arah Ciputat ke Bogor, 1,5 km dari gerbang Perumahan Telaga Kahuripan, Anda akan mendapati pertigaan yang terdapat papan nama TPU Giritama di kiri jalan. Di situ ada petunjuk untuk sampai ke TPU harus masuk sekitar 500 meter lagi.

TPU Giritama bukanlah kompleks sarean biasa. Setidaknya begitu jika kita melihat sederet nama jasad yang berbaring damai di situ. Mereka yang berada pada six feet under di situ adalah orang-orang populer di bidangnya. Mantan Kapolri, Hoegeng Iman Santoso dibaringkan disitu. Begitu juga mantan Menteri Perindustrian HM Sanusi, mantan menteri Agama Munawir Sadzali dan dan mantan Kepala AUREV Permesta Petit Muharto.

Dari kalangan akademisi ada nama Guru Besar Fisip UI Miriam Budiardjo, terus dokter bayi tabung pertama di Indonesia Sudraji Sumapraja dan Herudi Kartowisastro, peneliti LIPI yang wafat setelah pesawatnya jatuh di Pamulang. Dari kalangan seniman ada Kasino anggota kelompok Warkop DKI.

Keberadaan nama-nama beken itu membuat saya bertanya-tanya apa sih penyebab istimewanya Giritama. Kalau soal pusara yang rapi tanpa rumput liar (seperti disebut beberapa kenalan saya), saya pikir Giritama bukan satu-satunya. Apakah ini kompleks politis, seperti penolakan Hoegeng dimakamkan di TMP Kalibata, atau memang ini makam eksklusif untuk suatu trah tertentu?

Penjelasannya ternyata tidak serumit itu. Saya kais-kais lewat mas Gugel, saya menemukan artikel Kompas tahun lalu soal Giritama. Giritama dikelola oleh Yayasan Wredatama dan terbuka untuk siapapun. Untuk bisa dimakamkan di situ, calon klien, sedikitnya harus mengeluarkan Rp 8 juta. Kavling bisa dipesan terlebih dahulu, dibayar setengah dan sisanya dapat dicicil. Untuk service charge dikenakan Rp 5,000 per bulan. Lepas dari itu, klien tidak dipungut biaya apapun, termasuk bea perpanjangan kontrak yang biasa dikenakan oleh Dinas Pemakaman Kota.

Saya kira, layanan yang terdengar menarik itulah alasan banyak orang top ingin bersemayam di sana. Bagi yang idealis, setidaknya jasadnya bisa tegap menatap langit tanpa terbebani (emang jasad bisa terbebani? hehe) stigma pahlawan kesiangan. Bagi orang biasa, setidaknya eksistensi dirinya sebagai (pernah jadi) umat manusia tidak akan digusur hanya karena telat membayar uang perpanjangan izin pemakaman.